Artikel ini telah dibaca 71 kali. Terima kasih.

Dulu sekali (kalo tdk salah pas saya masih SD) dalam perjalanan ke Surabaya dari Jakarta naik kereta ekonomi Gaya Baru Malam (entah masih ada atau tidak jenis ini sekarang) bersama ibu saya.

Ibu saya (sekarang berusia 76 tahun) dapat kursi yang berlawanan arah dengan laju kereta. Ibu saya selalu pusing bila berlawanan arah seperti itu. Lalu ibu saya memohon ke salah satu penumpang di depannya untuk tukar kursi dengan menjelaskan alasan tadi. Tapi ditolak.

Kereta berjalan dan ibu saya tetap duduk berlawanan arah menahan rasa pusing.

Mungkin karena melihat kondisi ibu saya yang banyak memejamkan mata, salah seorang penumpang lainnya yg duduk berhadapan dg ibu saya menawarkan tukar tempat duduk. Ibu senang dan berterima kasih.

Sambil menikmati perjalanan ibu saya membuka bekal makan yang dibawa ke penumpang yg berdekatan. Termasuk ke penumpang yang menolak untuk tukar kursi tadi. Semuanya menikmati bekal ala kadarnya.

Setibanya di stasiun tujuan saya yang masih kecil bertanya kenapa ibu menawarkan juga makanan ke penumpang yang tidak mau tukar kursi tadi.

Jawab ibu saya, “kita harus tetap membalas dengan kebaikan agar kita tetap dapat pahala dari Allah meskipun orang lain berbuat tidak baik ke kita…”

Ternyata sama dengan yang Gus Baha sampaikan dalam video berikut ini ttg bagaimana seharusnya setiap muslim berinteraksi dengan masyarakat sosial di dunia ini.

Semoga bermanfaat…

Mekah, 31 Desember 2024

https://vt.tiktok.com/ZS6SyMQeF/

Artikel ini telah dibaca 71 kali. Terima kasih.

Leave a Reply