Artikel ini telah dibaca 87 kali. Terima kasih.
Hadis sahih yang menjelaskan keutamaan diam daripada berbicara yang tidak bermanfaat adalah sebagai berikut:
Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam.”
(HR. Bukhari no. 6018 dan Muslim no. 47)
Penjelasan Hadis
- Diam sebagai Bentuk Iman: Hadis ini menunjukkan bahwa diam adalah bagian dari kesempurnaan iman seseorang. Orang yang beriman akan menjaga ucapannya dan hanya berbicara yang baik atau memilih diam jika tidak ada kebaikan dalam ucapannya.
- Menghindari Dosa Lisan: Diam adalah cara untuk menghindari dosa yang mungkin timbul dari ucapan, seperti ghibah (menggunjing), fitnah, atau perkataan yang menyakiti orang lain.
- Keutamaan Berkata Baik: Jika seseorang ingin berbicara, maka ia harus memastikan bahwa ucapannya mengandung kebaikan, seperti nasihat, dzikir, atau perkataan yang bermanfaat.
Dalil Lain yang Mendukung
- Qur’an Surah Al-Isra’ Ayat 36:
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya.”
Ayat ini mengingatkan kita untuk tidak berbicara tanpa ilmu, karena setiap perkataan akan dipertanggungjawabkan di akhirat. - Hadis Riwayat Tirmidzi:
Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّكَ لَنْ تَزَالَ سَالِمًا مَا سَكَتَّ، فَإِذَا تَكَلَّمْتَ كُتِبَ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ
“Sesungguhnya engkau akan selamat selama engkau diam. Jika engkau berbicara, maka akan dicatat bagimu atau atasmu.”
(HR. Tirmidzi no. 2411, dinilai hasan oleh Al-Albani)
Hadis ini menegaskan bahwa diam adalah jalan keselamatan, sedangkan berbicara bisa mendatangkan pahala atau dosa. - Hadis Riwayat Ibnu Majah:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مَا يَتَبَيَّنُ فِيهَا، يَزِلُّ بِهَا فِي النَّارِ أَبْعَدَ مِمَّا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ
“Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan suatu kalimat yang tidak ia pikirkan (akibatnya), sehingga ia tergelincir ke dalam neraka lebih jauh daripada jarak antara timur dan barat.”
(HR. Ibnu Majah no. 3967, dinilai sahih oleh Al-Albani)
Hadis ini mengingatkan betapa bahayanya ucapan yang tidak terkontrol.
Kesimpulan
Diam memiliki keutamaan besar dalam Islam, terutama jika diam tersebut dilakukan untuk menghindari perkataan yang tidak bermanfaat atau berpotensi mendatangkan dosa. Sebaliknya, berbicara yang baik dan bermanfaat adalah anjuran yang sangat dianjurkan. Oleh karena itu, seorang Muslim hendaknya selalu menjaga lisannya dan memilih diam jika tidak ada kebaikan dalam ucapannya.
Artikel ini telah dibaca 87 kali. Terima kasih.