Artikel ini telah dibaca 160 kali. Terima kasih.

Hadis sahih yang menunjukkan bahwa Lailatul Qadr kemungkinan besar terjadi pada malam ke-27 terdapat dalam beberapa riwayat sahih, di antaranya:

1. Hadis dari Ubay bin Ka‘b (RA)

Ubay bin Ka‘b berkata:

وَاللَّهِ إِنِّي لَأَعْلَمُ أَيُّ لَيْلَةٍ هِيَ، هِيَ اللَّيْلَةُ الَّتِي أَمَرَنَا بِهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، لَيْلَةُ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ

“Demi Allah, aku benar-benar mengetahui malam apakah itu. Malam itu adalah malam yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kami untuk menghidupkannya, yaitu malam ke-27.”

(HR. Muslim No. 762)

2. Hadis dari Ibnu Umar (RA)

Diriwayatkan bahwa beberapa sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bermimpi melihat Lailatul Qadr di antara tujuh malam terakhir. Maka Rasulullah bersabda:

أَرَىٰ رُؤْيَاكُمْ قَدْ تَوَاطَأَتْ فِي السَّبْعِ الْأَوَاخِرِ، فَمَنْ كَانَ مُتَحَرِّيَهَا، فَلْيَتَحَرَّهَا فِي السَّبْعِ الْأَوَاخِرِ

“Aku melihat mimpi kalian semua (tentang Lailatul Qadr) bertepatan dengan tujuh malam terakhir. Maka barang siapa yang ingin mencarinya, hendaklah mencarinya pada tujuh malam terakhir itu.”

(HR. Al-Bukhari No. 2015, Muslim No. 1165)

3. Hadis dari Mu‘awiyah bin Abi Sufyan (RA)

Mu‘awiyah meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَيْلَةُ الْقَدْرِ لَيْلَةُ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ

“Lailatul Qadr terjadi pada malam ke-27.”

(HR. Abu Dawud No. 1386, dinilai sahih oleh Al-Albani)

Kesimpulan

Berdasarkan hadis-hadis di atas, sebagian besar sahabat, terutama Ubay bin Ka‘b, meyakini bahwa Lailatul Qadr terjadi pada malam ke-27. Namun, dalam hadis-hadis lain, Rasulullah tidak memastikan satu malam tertentu, melainkan menganjurkan mencarinya di 10 malam terakhir, terutama di malam-malam ganjil (21, 23, 25, 27, atau 29).

Oleh karena itu, cara terbaik adalah menghidupkan seluruh 10 malam terakhir dengan ibadah agar tidak melewatkan malam penuh kemuliaan ini.

Artikel ini telah dibaca 160 kali. Terima kasih.

Leave a Reply